Saturday, February 18, 2012

Izinkan Cuma Engkau yang Bertakhta di Hati

hanya nurkilan cuma.....

Di pelataran dinginnya malam, ku terdampar sendiri.
Saat ini, tika ini, hati seakan terdera dengan amukan hawa nafsu dan perasaan yang mengetuk-ngetuk tangkai hati. Tidak semena-mena, titisan jernih jatuh, setitis demi setitis. Hati sebak.
Dibiarkan air jernih itu mengalir hangat. Berlawan dengan emosi, ternyata seringkali diriku menjadi kalah. Nurani membentak, jiwa ini tidak tenang. Kenapa? Kenapa begini? Kenapa sekarang jadi begini?

Dulu hati itu dapat merasai sebuah ketenangan. namun hati sememangnya tidak mampu menjawab. Terdiam sepi. Adakah hati itu telah mati?
Memang tidak ku nafikan, dia sangat menyayangi diri ini. Tetapi berkali-kali ku ingatkan pada diri, kasih sayang itu tidak abadi!

'Berpada-padalah dalam menyayangi, jika tidak kelak dikau akan menangisi!'

Entah dari mana suara itu datang dan berbisik pesanan, kemudian hilang.
Namun kini, ku pula yang terkena panahan kasihnya itu. Semakin ku lari, semakin dia mendekati. Benarlah. Menjaga sekeping hati amat sukar sekali. Perlu sangat cermat dan berhati-hati. Ku mengeluh, melepaskan sebuah keluhan perasaan yang berat, yang semakin memberati rasa hati.

"Ya Ilahi, di manakah Engkau selama ini yang bertakhta di hati? Kenapa ia sekarang telah terganti dengan makhlukMu? Kenapa diri terlalu tega menggantikan tempat teragung itu dengan insan dan makhlukMu yang hina?"

Hati bermonolog lagi sendirian. Tidak! Ia punya peneman. Sang Tuhan yang sentiasa sentiasa ada mendengar setiap keluhan.

"Astaghfirullahalazim.... Ighfirli Robbi... Ighfirli...."

Bibir memantulkan kalimah suci itu perlahan-lahan. Bibir diketap erat. Menahan tangkai emosi yang kian membuak-buak rasa pilu dan syahdu bila menyebutkan nama terindah itu, jiwa menjadi mudah terusik.
Berbicara dengan Sang Agung, air jernih itu terus menitis kemudian semakin mencurah-curah.

"Ya Rabbi, pegang hati ini, dakaplah ia seerat-eratnya, jangan sesekali biarkan ia termiliki oleh makhlukMu, ku tidak sanggup menggantikan tempatMu dengan yang lain, tidak sanggup juga berkongsi rasa itu, ku cuma mahu kasih itu teragung untukMu, ku cuma mahu rindu itu terpatri untukMu, ku cuma mahu cinta itu hanya membunga untukMu Tuhan, jangan biarkan daku terkalahkan dengan emosi dan perasaan yang seringkali dipermainkan oleh syaitan.

Ya muqallibal qulub, tetapkanlah jiwa ini setulusnya di jalanMu, pancarkan cahaya bagiku di jalan yang gelap agar aku tidak teraba-raba kesepian sendirian di hujung jalan yang kelam, jangan biarkan ku terus begini tanpaMu disisi.
Tuhan, Izinkanlah! Cuma ingin Engkau yang bertakhta di hati ini "

Berkali-kali kalimah itu diungkapkan pilu dalam pelantaran sujudnya. Wajah diraup setelah tangan menadah. Hati terus berdoa dan berharap, semoga Dia menerima segala-galanya
 kita semua perlukan ini utk lengkapkan hidup kita.................


 -sharing is caring by : Artikel iluvislam.com TQ :)

1 comment:

Mishter Izwän said...

New Look new entry, feel free to visit
http://speechless009.blogspot.com/2012/02/design-review-presentation.html